Pernahkah kamu mendengar istilah agile leadership? Gaya kepemimpinan ini dianggap relevan di tengah perkembangan zaman yang kian pesat seperti saat ini. Ciri khas seseorang dengan agile leadership adalah mereka mampu menghadapi perubahan dengan cepat serta merangkul anggota timnya untuk berkolaborasi.
Pimpinan perusahaan Indonesia pada masa kini sebaiknya beralih dari gaya kepemimpinan tradisional dan mulai mengadopsi agile leadership. Perubahan gaya kepemimpinan ini tentunya membutuhkan upaya yang tinggi dan membutuhkan peran Human Resources (HR) selama proses transformasinya.
Nah, kenapa perusahaan harus menerapkan gaya kepemimpinan ini? Lantas, seperti apa peran HR dalam transformasi penerapan agile leadership? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Agile leadership adalah pendekatan kepemimpinan yang bertujuan untuk membuat organisasi lebih responsif dan kreatif. Di tengah dinamika bisnis yang kian pesat, perusahaan dituntut agar mampu beradaptasi dengan perubahan sehingga dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki gaya agile leadership.
Bagi kamu yang bekerja di bidang teknologi, istilah agile mungkin tidak lagi asing di telinga. Agile leadership sebenarnya merupakan perpaduan berbagai prinsip metodologi agile dalam pengembangan modern serta konsep manajemen modern yang fokus pada kreativitas, kolaborasi, dan tanggung jawab bersama.
Agile leadership memang khas dengan gaya kepemimpinan yang responsif dan cepat. Namun, pemimpinnya tidak hanya fokus pada tugas yang spesifik dan jangka pendek. Agile leadership justru perlu mempertimbangkan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Tidak cuma itu, agile leadership juga harus menjadi inspirasi bagi anggota timnya agar lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran dan pengembangan. Intinya, seluruh anggota tim terlibat dalam mencapai tujuan bersama melalui agile leadership.
Baca Juga: 10 Langkah Membangun Komunikasi yang Baik di Tempat Kerja
Agile leadership mempunyai karakteristik khusus yang perlu diadopsi oleh pemimpinnya. Cek daftar ciri-cirinya di bawah ini.
Dalam agile leadership, pemimpin berperan sebagai mitra serta memfasilitasi kerja sama yang kuat di antara anggota tim. Setiap anggota mempunyai pengetahuan dan keahlian yang berharga, sehingga pemimpin harus mendorong partisipasi aktif dari semua anggota tim.
Agile leadership mendorong kolaborasi yang kuat antara anggota tim, di mana pemimpin berperan sebagai fasilitator dan pendukung serta menghadirkan budaya kerja yang sinergis. Di sini, pemimpin memberikan arah yang jelas, tetapi tetap memperhatikan masukan dan perspektif dari seluruh anggota tim.
Bukan hanya anggota tim, agile leadership juga bertanggung jawab dalam memberikan hasil pekerjaan yang baik kepada kliennya. Pemimpin memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk mengatur dan mengelola tugasnya sendiri, tetapi tetap mempertimbangkan kepentingan klien. Setiap tindakan yang diambil harus memiliki dampak positif terhadap kepuasan klien dan keberhasilan bisnis secara keseluruhan.
Kenapa agile leadership harus diterapkan dalam perusahaan?
Jawabannya tidak lepas dari perubahan yang terjadi dengan pesat pada saat ini. Perubahan yang kian kompleks membuat perusahaan membutuhkan seorang pemimpin yang cepat tanggap. Perusahaan dituntut agar tetap adaptif, aktif, fleksibel, dan kolaboratif dalam menghadapi perubahan yang ditandai dengan fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Sebagai pemimpin perusahaan, kamu perlu beradaptasi dengan cepat biar tetap mampu bertahan di tengah perubahan yang makin kuat. Agile leadership merupakan kunci dalam mengambil keputusan yang efektif dan dalam waktu singkat. Pemimpin yang mengadopsi agile leadership bisa mendorong perusahaan dalam menghadapi perubahan, serta mempercepat waktu untuk berinovasi.
Baca Juga: Pahami Pengertian Budaya Kerja serta Manfaatnya bagi Perusahaan
Agility artinya kamu harus mau berubah dengan cepat dan menyesuaikan diri dengan situasi. Untuk menerapkan agile leadership, ada empat syarat yang harus kamu penuhi, yaitu:
Nah, sebagai pemimpin, kamu harus memberikan otonomi ke talenta. Contohnya, kamu adalah pemimpin perusahaan dengan banyak kantor cabang. Kamu perlu memberikan wewenang kepada masing-masing kantor cabang untuk dijalani. Prinsip autonomy perlu diterapkan agar talenta bisa meningkatkan performa mereka sesuai dengan kebiasaan, ciri khas, dan budaya kerjanya. Kalau talenta membuat kesalahan, mereka juga bisa belajar dan memperbaikinya.
Pemimpin yang agile bukan berarti harus otoriter dan memaksa karyawan buat menuruti kebijakan yang baru. Sebaliknya, kamu harus bersikap fleksibel serta mau menerima feedback dari siapa pun, termasuk talenta dan juga konsumen atau klien. Namun, tetap ingat untuk menjalankan prinsip otonomi dengan cara mendorong talenta agar menuruti kebijakan yang sudah dibuat demi terciptanya budaya kerja yang adil. Jika ada kebijakan yang dianggap kurang pas, kamu bisa mengevaluasinya kembali atau membuat aturan baru.
Setiap divisi pasti punya Key Performance Indicator (KPI) masing-masing. Namun, kamu tidak boleh membiarkan kepentingan mereka menjadi sumber perpecahan dengan divisi lainnya sehingga merusak kolaborasi. Dorong setiap anggota tim untuk saling bekerjasama dalam mencapai tujuan organisasi tanpa harus meninggalkan kepentingannya sendiri.
Understanding berarti kamu harus memahami batas kemampuan yang dimiliki talenta ketika mendelegasikan tugas. Jangan hanya terpaku pada memiliki profit yang banyak, tetapi mengabaikan kapasitas talenta dalam mengerjakan tugasnya. Target dan tujuan perusahaan justru lebih mudah dicapai kalau kamu memahami talenta dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Baca juga: Human Resource Manager: Tugas, Fungsi, dan Keterampilan
Dalam transformasi agile, mustahil rasanya jika hanya pemimpin yang bekerja untuk menerapkan perubahan tersebut. HR juga perlu berperan dengan mendukung perusahaan dalam proses transformasi. Beginilah peran HR dalam transformasi agile di perusahaan.
Agile leadership adalah gaya kepemimpinan yang dapat membantu perusahaan untuk tetap relevan di era perubahan yang sangat cepat. Ditambah dengan memiliki talenta yang berkualitas juga, perusahaan kamu akan bisa tetap kompetitif. Setelah membaca artikel ini, apakah kamu tertarik untuk mengadopsi agile leadership dalam perusahaanmu?
Kunci untuk mendapatkan talenta berkualitas adalah menggunakan layanan jasa outsourcing yang terpercaya. RecruitFirst telah memiliki pengalaman untuk menemukan talenta terbaik bagi banyak perusahaan. Hubungi kami dan mulailah menemukan talent terbaik bagi perusahaan!
There is a proliferation of job related scams across multiple platforms which include websites, WhatsApp and Telegram.
These scams include impersonation of our brand and consultants, including the usage of EA personnel numbers obtained from MOM website.
The scammers may ask for your personal and/or financial information. Please do not share any personal data and do not engage further. Click on the button below to find out how to identify a potential scam message and other important information.