Take Home Pay: Arti dan Cara Menghitungnya

Recruit First
Pengembangan Organisasi
18 Jan 2024
Take Home Pay: Arti dan Cara Menghitungnya

Kamu berhasil lolos tahap wawancara dan seleksi untuk mendapatkan pekerjaan impianmu? Selamat! Sekarang saatnya kamu memasuki tahap negosiasi gaji dan penandatanganan surat perjanjian kerja bersama. Nah, kamu akan menemukan istilah take home pay selama proses negosiasi gaji. Sebenarnya, apa itu take home pay?

Istilah take home pay atau THP pasti masih asing di telinga seorang fresh graduates yang baru mendapatkan pekerjaan pertamanya. Tidak sedikit di antara fresh graduates yang berasumsi bahwa take home pay sebagai gaji bersih yang dibayarkan setiap bulannya. Lantas, apakah sebenarnya take home pay itu? Yuk, mari kita bahas selengkapnya dalam artikel ini.

Mengenal Apa Itu Take Home Pay (THP)

Take home pay merupakan gaji atau pendapatan bersih yang diterima oleh karyawan. Gaji bersih ini dihitung setelah penambahan tunjangan dan insentif serta dikurangi dengan pajak, iuran asuransi, dan sebagainya.

Baca Juga: Apa itu Salary dan Perbedaannya dengan Upah

Secara literal, THP bisa kamu artikan sebagai gaji yang langsung kamu bawa pulang ke rumah. Keuntungannya, kamu tidak perlu lagi membayar tanggungan wajib seperti pajak PPh 21, iuran BPJS, atau potongan tertentu. Gaji yang kamu terima pun sudah termasuk tunjangan lainnya, termasuk insentif. Jadi, gajinya bisa kamu pakai sesuai kebutuhan atau anggaran keuanganmu.

THP terdiri dari beberapa komponen, salah satunya adalah pendapatan rutin. Pendapatan rutin mencakup gaji pokok dan tunjangan wajib yang diterima setiap bulannya. Selain itu, ada juga komponen pendapatan insidental atau penghasilan tambahan yang terdiri dari insentif atau bonus, upah lembur, Tunjangan Hari Raya (THR), dan sebagainya.

Baca Juga: Cara Menghitung THR berdasarkan Masa Kerja dengan Mudah

Komponen dalam THP juga sudah mencakup iuran wajib yang harus kamu bayar, mulai dari iuran pokok, cicilan pinjaman dari kantor, pajak penghasilan atau PPh 21, dan tanggungan lainnya. Intinya, THP merupakan nominal gaji yang masuk ke dalam rekening kamu.

Perbedaan antara Take Home Pay dan Gaji Pokok

Sebagai lulusan baru atau fresh graduates yang baru pertama kali bekerja, pasti kamu agak bingung dengan istilah dalam gaji. Selain gaji pokok, kamu juga mengenal istilah take home pay (THP). Apa yang membedakan kedua komponen penggajian tersebut?

Gaji pokok merupakan komponen dalam penghasilan karyawan yang dibayarkan secara tetap setiap bulannya. Besaran gaji pokok ditetapkan berdasarkan jabatan dan jenis pekerjaan yang kamu lakukan. Ketentuan mengenai besaran gaji pokok ini sudah diatur dalam regulasi perundang-undangan. Dalam aturan tersebut, ditetapkan bahwa jumlah gaji pokok tidak boleh kurang dari 75% dari total gaji dan tunjangan tetap yang diterima karyawan.

Sementara itu, THP merupakan gaji pokok atau gaji bersih yang diterima yang masuk ke dalam pendapatan rutin, tetapi sudah dikurangi dengan potongan-potongan tertentu. Singkatnya, gaji pokok yang kamu terima belum tentu sama dengan take home pay (THP). THP hanyalah hitungan gaji yang kamu terima dari perusahaan setelah melalui proses penambahan atau pengurangan dengan elemen lainnya.

Lantas, apa yang dimaksud dengan pendapatan rutin dan pendapatan insidental? Pendapatan rutin terdiri dari beberapa komponen gaji yang diterima tetap oleh karyawan setiap bulannya. Komponen tersebut sudah disepakati dalam perjanjian kerja bersama dan terdiri dari gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap. Sedangkan, pendapatan insidental merupakan pendapatan yang diterima tidak secara rutin, yakni bonus dan uang lembur.

Cara Menghitung Take Home Pay yang Sederhana

Perlu diketahui bahwa setiap perusahaan memiliki kebijakan pemberian tunjangan yang berbeda. Tunjangan tersebut harus dijelaskan secara terperinci, termasuk pemberian bonus dan upah lembur yang sifatnya tidak rutin atau insidental. Selain itu, kamu juga harus aktif mencari informasi mengenai pembayaran iuran wajib seperti PPh 21, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Cara Menghitung PTKP dengan Mudah serta Besaran Tarifnya

Setelah mendapatkan semua informasi yang mencakup komponen THP, barulah kamu bisa memulai penghitungannya. Rumus penghitungan take home pay sebagai berikut:

Take home pay = (penghasilan rutin + pendapatan insidentil) – (jumlah potongan)

Contoh Perhitungan Take Home Pay

Agar lebih memudahkan kamu untuk memahaminya, mari kita simak contoh soal berikut ini. Kiara telah diterima bekerja di PT Maju Bersama sebagai Content Strategist. Gaji pokok yang diterima Kiara setiap bulannya adalah Rp7.000.000. Kiara juga mendapatkan tunjangan sebagai berikut:

  • Tunjangan peralatan kerja: Rp300.000
  • Tunjangan internet: Rp150.000
  • Tunjangan kawin: Rp200.000 karena Kiara sudah menikah
  • Tunjangan anak: Rp100.000 per orang. Kiara mempunyai dua anak, jadi total tunjangan anak Rp200.000
  • Tunjangan transportasi untuk liputan: Rp50.000 per hari

Pada bulan Maret 2023, Kiara melakukan liputan sebanyak empat hari dalam sebulan. Kiara juga mendapatkan bonus sebanyak Rp2.000.000 karena berhasil mencapai target pekerjaannya. 

Ada pun potongan yang dikenakan pada gaji Kiara sebagai berikut:

  • Iuran BPJS Ketenagakerjaan: Rp200.000
  • Iuran BPJS Kesehatan: Rp105.000
  • Potongan PPh 21: Rp200.000

Berapakah total take home pay yang diterima Kiara pada bulan Maret 2023?

Jawaban:

Take home pay = (penghasilan rutin + penghasilan insidentil) – (jumlah pemotongan gaji)

  • Penghasilan Rutin:
    • Gaji pokok: Rp7.000.000
    • (tunjangan peralatan kerja + tunjangan internet + tunjangan kawin + tunjangan anak): Rp300.000 + Rp150.000 + Rp200.000 + Rp200.000 = Rp850.000
    • Total = Rp7.850.000
  • Penghasilan Insidental:
    • (tunjangan transportasi liputan + bonus): (Rp50.000 x 4) + Rp2.000.000 = Rp2.200.000
  • Potongan:
    • (iuran BPJS Ketenagakerjaan + BPJS Kesehatan + PPh 21): Rp200.000 + Rp105.000 + Rp200.000 = Rp505.000

Total take home pay Kiara:

Rp7.850.000 + Rp2.200.000 – Rp505.000 = Rp9.545.000

Apakah penjelasan mengenai apa itu take home pay di atas sudah kamu pahami? Kini, kamu tidak perlu bingung lagi dengan istilah tersebut ketika menghadapi proses negosiasi gaji dan penandatanganan surat perjanjian kerja bersama, ya. Jangan khawatir kalau kamu belum mendapatkan pekerjaan. Kunjungi saja website RecruitFirst yang menyediakan banyak lowongan pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan dan keahlianmu. Ciptakan masa depan yang cerah dengan menemukan pekerjaan yang tepat hanya di RecruitFirst!

Pertanyaan Umum tentang Apa itu Take Home Pay

Hal apa yang menambah dan mengurangi take home pay?

Take home pay,  gaji bersih yang dibawa pulang karyawan, terpengaruh oleh dua hal utama: penambahan dan pengurangan.

Penambahan  mencakup semua penghasilan selain gaji pokok. Ini bisa berupa tunjangan tetap seperti tunjangan makan, transportasi, atau kesehatan, juga tunjangan prestasi, bonus tahunan, dan upah lembur. Penghasilan tambahan lain seperti komisi penjualan atau biaya perjalanan dinas juga termasuk.

Pengurangan meliputi pajak penghasilan yang harus dibayar (PPh 21), iuran jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, potongan pinjaman atau cicilan, serta kontribusi untuk program pensiun perusahaan.

Apakah take home pay harus setara upah minimum?

No, take home pay tidak harus selalu setara dengan upah minimum, meskipun ada kaitan erat di antara keduanya. Upah minimum merupakan standar gaji bulanan terkecil yang wajib dibayarkan perusahaan kepada pekerjanya di suatu wilayah tertentu. Sementara itu, take home pay adalah jumlah bersih yang diterima pekerja setelah dikurangi berbagai potongan seperti pajak, BPJS, dan pinjaman.

Perbedaan mendasarnya terletak pada komponen yang dihitung. Upah minimum hanya memperhitungkan upah pokok dan tunjangan tetap, sedangkan take home pay mencakup seluruh elemen penghasilan dan pengeluaran karyawan. Jadi, take home pay bisa saja lebih tinggi daripada upah minimum karena adanya tunjangan tidak tetap seperti bonus atau uang lembur.

Namun, ada poin penting: upah pokok yang termasuk dalam perhitungan upah minimum setidaknya harus mencapai besaran upah minimum itu sendiri. Artinya, meskipun take home pay tidak harus sama persis, potongan-potongan yang diambil tidak boleh mengurangi upah pokok hingga di bawah standar upah minimum yang berlaku.

Author

Debby Lim

As the practice leader of RecruitFirst Indonesia, Debby brings to the table over 13 years of industry experience.