3 Cara Menghitung Gaji Bersih Karyawan setiap Bulannya dengan Mudah

RecruitFirst
Pengembangan Organisasi
19 Oct 2023
3 Cara Menghitung Gaji Bersih Karyawan setiap Bulannya dengan Mudah

Penghitungan gaji bersih bisa menjadi momen yang menantang bagi tim Human Resources (HR). Bagaimana tidak, kamu harus memastikan kalau setiap karyawan menerima gaji sesuai dengan komponen penghitungan yang sudah disepakati. Komponen yang dimasukkan pun tidak hanya satu, bisa saja lebih sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat bersama karyawan. Jangan panik, kami akan memberikan cara menghitung gaji bersih karyawan yang praktis dan bisa kamu terapkan dalam pekerjaanmu.

Yuk, simak penjelasannya sampai selesai biar kamu tidak bingung lagi dalam menghitung gaji bersih karyawanmu.

Pengertian Gaji Bersih

Mungkin kamu masih bingung dengan apa yang dimaksud gaji bersih. Singkatnya, gaji bersih adalah gaji kotor yang ditambah tunjangan dan bonus, kemudian dikurangi potongan seperti pajak, biaya asuransi, dan sebagainya. Hasil penghitungan gaji bersih inilah yang akan diterima oleh karyawanmu.

Lantas, kenapa HR harus menghitung gaji bersih karyawan? Nyatanya, penghitungan gaji bersih diperlukan supaya karyawan bisa menerima upah dengan nominal yang benar. Kebahagiaan dan kepuasan karyawan pun terjaga sehingga mereka lebih produktif dalam bekerja. Tidak hanya itu, karyawan yang puas juga mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaanmu.

Di sisi lain, penghitungan gaji bersih juga diperlukan sebagai bentuk ketaatan terhadap peraturan perpajakan. Salah satu komponen penghitungan gaji bersih adalah potongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21). Perusahaan perlu menghitung potongan PPh 21 yang tepat dan sesuai dengan status karyawan sebagai bentuk keadilan terhadap karyawan yang kamu pekerjakan. Selain itu, perusahaan pun dapat menghindari masalah pajak dan sanksi hukum.

Komponen Penghitungan Gaji Bersih

Sebelum mengetahui cara menghitung gaji bersih yang benar, lebih baik kamu memahami komponen yang terdapat di dalamnya. Mari kita lihat beberapa komponen dalam penghitungan gaji bersih di bawah ini.

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah upah yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Beberapa yang memengaruhi nominal gaji pokok antara lain pengalaman kerja, pendidikan, dan jabatan. Nominal gaji pokok ini perlu disepakati dalam surat perjanjian kerja bersama karyawan, baik pada saat mereka baru direkrut maupun ketika mereka naik pangkat nantinya. Gaji pokok ini mengalami kenaikan apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku setiap tahunnya.

2. Tunjangan

Tunjangan adalah tambahan dari gaji pokok yang diberikan kepada karyawan.  Tunjangan ini bisa bervariasi tergantung dari jenis pekerjaan, kebutuhan karyawan, atau status karyawan, dan kesepakatan yang sudah dibuat. Beberapa contoh jenis tunjangan yang umum diberikan kepada karyawan antara lain tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, dan tunjangan makan. Tempat kerja yang mengharuskan karyawan bekerja secara hybrid juga memberikan tunjangan alat elektronik (laptop) dan tunjangan internet.

3. Uang Lembur

Berikutnya, ada uang lembur yang diberikan ketika karyawan mengambil jam kerja tambahan di luar jam kerja yang sudah disepakati.  Penghitungan uang lembur sebaiknya mengikuti peraturan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan Hubungan Kerja.

4. Potongan

Potongan adalah pengurangan dari gaji kotor yang ditentukan oleh perusahaan. Jenis-jenis potongan pada gaji antara lain potongan asuransi BPJS, potongan iuran pensiun, dan potongan pinjaman karyawan jika ada. Selain itu, ada juga potongan yang wajib dimasukkan dalam komponen penghitungan gaji, yaitu potongan PPh 21.

Metode Perhitungan Gaji Bersih

Setelah mengetahui berbagai komponen penghitungan gaji bersih, barulah kamu bisa mulai menghitungnya. Dalam menghitung gaji bersih, ada berbagai macam metode yang bisa kamu gunakan. Apa saja? Lihat penjelasannya di bawah ini, yuk!

1. Menghitung Gaji Bersih Secara Umum

Metode inilah yang banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia. Penghitungan gaji bersih secara umum biasanya mengikuti rumus di bawah ini:

Gaji Bersih = Gaji Bruto – Potongan

Untuk contohnya, kamu bisa melihat ilustrasi ini. Renata menerima gaji sebesar Rp10.000.000 setiap bulannya tanpa tunjangan. Perusahaan tempat Renata bekerja menetapkan iuran BPJS sebesar 4% dari gaji bulanan dan iuran pensiun sebesar 2% dari gaji bulanan. Selain itu, Renata mempunyai pinjaman dari perusahaan yang cicilannya harus dibayarkan sebesar Rp500.000. Berapa gaji bersih yang diterima Renata?

Rincian Gaji Renata:

  • Gaji Kotor: Rp10.000.000
  • Potongan BPJS: 4% x Rp10.000.000 = Rp400.000
  • Potongan Iuran Pensiun: 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000
  • Potongan Pinjaman Karyawan: Rp500.000
  • Gaji Bersih = Rp8.900.000

Penghitungan:

Gaji Bersih = Gaji Bruto – Potongan

= Rp10.000.000 – (Rp400.000 + Rp 200.000 + Rp 500.000)

= Rp8.900.000

2. Menghitung Gaji Bersih Tanpa Potongan

Gaji bersih tanpa potongan artinya kamu hanya perlu menjumlahkan gaji pokok dengan tunjangan, bonus, dan uang lembur yang diterima oleh karyawan jika ada. Rumus untuk menghitung gaji bersih tanpa potongan sebagai berikut:

Gaji Bersih Tanpa Potongan = Gaji Pokok + Tunjangan + Uang Lembur

Contohnya, Adi menerima gaji sebesar Rp7.000.000 setiap bulannya. Adi juga mendapatkan tunjangan kesehatan sebesar Rp140.000, tunjangan makan transportasi Rp500.000, dan tunjangan makan Rp300.000. Dalam sebulan, upah lembur yang diterima Adi secara akumulatif mencapai Rp1.500.000. Berapa gaji bersih yang diterima Adi?

Rincian Gaji Adi:

  • Gaji Pokok: Rp7.000.000
  • Tunjangan Kesehatan: Rp140.000
  • Tunjangan Transportasi: Rp500.000
  • Tunjangan Makan: Rp300.000
  • Uang Lembur: Rp1.500.000
  • Gaji Bersih Tanpa Potongan= Rp9.440.000

Penghitungan:

Gaji Bersih = Gaji Pokok + Tunjangan + Uang Lembur

= Rp7.000.000 + (Rp140.000 + Rp500.000 + Rp300.000) + Rp1.500.000

= Rp9.440.000

3. Menghitung Gaji Bersih dengan Metode Dua Lajur

Berikutnya, kamu juga bisa menghitung gaji bersih dengan metode dua lajur. Metode ini biasa diterapkan pada perusahaan yang membebankan banyak komponen tunjangan dan potongan dalam penghitungan gaji bersih. Dalam metode ini, perusahaan membagi komponen tunjangan dan potongan dalam dua kelompok yang terpisah agar lebih teratur saat dilihat. Seperti apa rumusnya?

Gaji Bersih = (Gaji Bruto + Tunjangan) – (PPh 21 + Potongan)

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat ilustrasi ini. Narita menerima gaji pokok sebesar Rp15.000.000 setiap bulannya, ditambah total tunjangan Rp500.000. Narita juga mempunyai potongan PPh21 sebesar 10% dari gaji bersih, serta iuran BPJS dan iuran pensiun. Berapa gaji bersih yang diterima Narita? 

Rincian Gaji Narita:

  • Gaji Kotor: Rp15.000.000
  • Total tunjangan: Rp500.000
  • PPh 21: 10% x Rp15.000.000 = Rp1.500.000
  • Potongan BPJS: 4% x Rp15.000.000 = Rp600.000
  • Potongan Iuran Pensiun: 2% x Rp15.000.000 = Rp300.000
  • Gaji Bersih: Rp13.100.000

Penghitungan:

Gaji Bersih = (Gaji Bruto + Tunjangan) – (PPh 21 + Potongan)

= (Rp15.000.000 + Rp500.000) – (Rp1.500.000 + Rp600.000 + Rp300.000)

= Rp13.100.000

Ternyata mudah sekali cara menghitung gaji bersih, kan? Di antara tiga metode di atas, kamu bisa memilih metode dua lajur jika tempat kerjamu menetapkan lebih banyak kategori tunjangan dan potongan. Dengan mengikuti langkah di atas, kamu tidak cuma lebih percaya diri dalam menghitung gaji bersih karyawan, tapi juga memperkirakan take home pay yang diterima oleh talenta yang kamu rekrut.

Kamu bisa memanfaatkan layanan penggajian dari RecruitFirst yang terdiri dari manajemen benefit dan potongan seperti BPJS supaya waktumu bisa diinvestasikan untuk hal yang lebih produktif. RecruitFirst juga mempunyai wawasan lengkap soal pengupahan dan regulasinya, jadi kamu tidak perlu khawatir kalau belum ada hal yang dipahami. Ayo, hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang layanan ini!

Author

Debby Lim

As the practice leader of RecruitFirst Indonesia, Debby brings to the table over 13 years of industry experience.